Kamis, 24 Februari 2011

MIMPI BY: Rz_Zerlin ag_CIA006 RESCIE

Kupandangi sunset musim gugur yang begitu indah. Daun – daun pohon eks yang menguning indah menambah aura alam semakin memancarkan pesonanya. Hari ini tepat setahun aku tak lagi bersamanya. Dua ekor kelinci yang saling berkejaran menambah luka dihati ini semakin bertambah lara. Sedetikpun aku tak bias melupakannya.
“ Miley “.Terdengar suara 8 oktaf yang tidak asing memanggilku,membuyarkan semua lamunanku
“Yes Mom“,kujawab panggilan itu dengan suara,mungkin hanya 0,0001 oktaf. Kulangkahkan kakiku begitu pelan seperti Garry siput kesayangan Sponsbob,dan dimungkinkan aku akan sampai ke sumber suara itu tahun depan.
“What happen,,Mom ?”.Kali ini kujawab dengan suara yang tidak hanya terdengar oleh hatiku.
“Apa aku mengganggu waktumu,honey?” tanya Mom
“Tidak” jawabku
“Sepertinya hari ini kamu akan sibuk.Bisa membawa kotak itu ke gudang atas!” katanya sembari menunjukkan sebuah kota berisi baju-baju bekas.
“OK” jawabku dengan jentikan jariku.
Tanpa menunggu perintah kedua ku angkat kotak itu dan membawanya ke lantai atas.Langkah kakiku terhenti di depan pintu dengan poster berwarna merah,the red Liverpool. Hati dan otakku kali ini bekerja sejalan,memerintahkan tubuhku untuk masuk kesana. Kubuka handle pintu,keadaan didalam masih sama seperti setahun yang lalu ketika kamar ini belum ditinggalkan oleh pemiliknya.Gitar coklat kesayangan kami tergantung di sebelah kiri almari,dia saksi bisu kebersaan kami.Poster The red Liverpool kembali terpasang di dinding di saping poster steven Gerard dan Fernando torres,idola kami satu tahun terakhir.Di dinding lain terpasang The blues vs MU,yang selalu jadi objek obrolan kami setiap sore.Kubuka jendela,terpancar cahaya sunset yang semakin redup jika dia masih ada pasti kami akan konser diruangan ini sampai suara yang lebih merdu lagi memanggil kami untuk menghadapNYA,azan dari masjid tak jauh dari rumah kami. Kurebahkan diriku,memejamkan mata,mengenang masa lalu yg begitu indah.
Aku mencium aroma yang sangat kukenali,pipiku disentuh oleh benda yang terasa dingin,sedingin connello di freezer,sejuk. Mataku terbuka dihadapanku ada sesosok tubuh,dia seseorang yang meninggalkan tempat ini setahun lalu,kini dia kembali tepat pada saat ia.pergi meninggalkan ini semua. Otakku berhenti berpikir,loading yang begitu lama sehingga membuat oksigen didada ingin meledak beberapa detik lagi,seluruh tubuhku menggigil,mungkin hal tersebut akan terus berlangsung di diriku jika sesosok tubuh itu tidak menyadarkanku.
“Kak Kevin”,bibirku takbisa bergerak,hanya senyumnya yang dari tadi tersungging dibibirnya.
“Ya,ini aku”katanya. Sulit dipercaya,dia kakakku,yang setahun lalu meninggal karena kecelakaan besar di Center Town,kini berhadapan langsung denganku. Ingin kupanggil Momy,Dady,dan semuannya,tapi anehnya bibir ini masih tegang,tak bias bergerak. Butuh waktu beberapa menit untuk menguasaai diriku,mencoba kembali kealam sadarku. Tetapi percuma,hanya sia-sia,tubuh itu tak menghilang. Kutarik nafas pelan dan menyadari hal ini nyata.

Aku mulai bias menguasaai diriku,kupeluk tubuhnya menanggis didadanya.
“Kak Kevin”
“Ya,ini aku”
Aku tak tahu mengapa rasa penasaran dan takkaruhan itu hilang dan tak muncul kembali. Kumelihat dia mengambil gitar kesayangan kami dan duduk di jendela.Dia memainkan beberapa tangga nada.
“Siap”
“OK,,siapa takut”
Dia memulai memainkan sebuah nada lagu soundtrack Film Titanic “My Heart Will Go On” by Celine Dion.
‘Everynight in my dream I see youu,I feel you.’
Wonderfull ruangan tersebut berubah menjadi hamparan samudra Atlantik dengan kapal Titanic memecah riak-riak air seperti mutiara yang terpancar matahari,berkilau. Angin musim dingin yang menurutku terlalu hangat menerpa rambut Kate Winslet.Reonaldo D’caprio sibuk menggambar blue diamond dengan pensilnya.
Lagu kedua Evanesce “Bring Me to Live”.Ruang yang tadi berupa laut berubak menjadi panorama seperti Grand Canyon,dan hal tersebut terus berlanjut hingga lagu ke sepuluh,sungguh tak kusangka itu sebagai lagu terakhir,dari…..Good Bye .Saat lagu itu dinyanyikan aku tak tau apa yang terjadi ruang kamar itu berubah menjadi tempat yang taka sing lagi bagiku,pemakaman Town Hill. Kulihat batu nisan yang kukenali,batu nisan Kevin.Tiba-tiba dia menghentikan petikan gitarnya.
“Saatnyaku untuk pergi” Dia berkata dengan begitu tenang.
Aku masih tak mengerti dengan semua ini,tapi hatiku mengatakan dia akan pergi meninggalkanku. Kuraih tangannya,mencegah langkahnya untuk menuju ke nisan itu.
“Kakak mau kemana” tanpa terasa air mataku meleleh seperti coklat dipanaskan di atas pan.
:”Kakak nggak boleh pergi” pintaku agak memaksa.
“Aku harus pergi sekarang”
“Tidak” kataku parau
“Aku pasti akan kembali. Jaga Mom n Dady sebaik kau menjaga dirimu.Dan satu lagi, aku akan selalu ada untukmu kapanpun dan dimanapun.Good bye”
Sedikit demi sedikit tubuhnya menghilang dari hadapanku,tak kuasa kumenahan tangis,pandanganku gelap dan kudengar suara Mom disampingku. Mataku terbuka ada Mom didepanku. Kuraih tubuhnya dan kupeluk erat.
“Kak Kevin,dia ada”kataku
“Iya Mom tau,tapi dia sudah…” tak kuasa Mom meneruskan kata-katanya.
Kutinggalkan ruangan itu,masih terdengar suaranya,masih terlihat senyumannya,masih terbayang semuanya.
“Good bye my brother,see you next time”……………………….............................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar